Pengembangan Masyarakat Islam : Menjawab Tantangan Era Digital 5.0 dengan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM)

Kamis, 23 September 2021, Program Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Kalijaga mengadakan Kuliah Umum "Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Menjawab Tantangan Era Digital 5.0 dengan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM)".
Kuliah Umum Prodi kali ini, PMI mengundang narasumber dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Tatang Muttaqin, S. Sos, M. Ed, Ph. D (Direktur Pendidikan Tinggi, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi - Kementerian PPN/BAPPENAS).
Adapun peserta kuliah umum yang diinisiasi oleh Prodi PMI tersebut antara lain mahasiswa PMI Angkatan 2020 dan 2021. Penyelenggaraan kuliah umum di semester gasal ini juga dibantu oleh panitia yang merupakan mahasiswa PMI angkatan 2020.
Dalam sesi presentasi, Pak Tatang menyampaikan perihal pendidikan di era sekarang yang mana lebih kepada pemanfaatan internet dalam mengembangkan keterampilan. Revolusi Industri sendiri berpeluang besar terhadap ekonomi, kenyamanan pelanggan, dan meningkatnya produktivitas serta efisien dalam proses produksi. Hadirnya digitalisasi dan modernisasi tentu memiliki tantangan seperti ketidakmampuan dalam beradaptasi.
Perlu diketahui, keterampilan digital menjadi kunci sukses dalam dunia usaha maupun pemerintah. Oleh karena itu, sudah seharusnya dan sepatutnya semua perguruan tinggi di Indonesia memperkuat keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) - nya dalam hal teknologi. Dalam aspek keterampilan, perlu adanya penguatan-penguatan yang dilakukan oleh pihak kampus, seperti memfasilitasi kebutuhan penyaluran minat dan bakat mahasiswa sehingga tercipta cara pembelajaran yang tepat.
Dengan demikian, dari aspek keterampilan ini perlu diperkuat kembali agar bisa memiliki kompetensi yang jelas. Hal ini dilakukan agar lulusan bisa kompetitif, serta kurikulum yang diajarkan kepada mahasiswa memiliki orientasi baru yang berkaitan dengan penguasaan literasi data, literasi manusia, dan teknologi komunikasi desain yang mana keterampilan ini sangat dibutuhkan di era digital sekarang ini.
Pak Tatang juga menambahkan, pemberlakuan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) membuat kampus memberikan fasilitas kepada mahasiswa seperti : pembukaan program studi baru; sistem akreditasi PT, PTN Badan Hukum; dan hak belajar 3 semester diluar program studi. Selain itu, kegiatan seperti penelitian dapat dipilih oleh mahasiwa agar mereka bisa turut serta terampil yang mana dalam hal ini dosen hanya sebagai penggerak saja.
Saat ini, Kementerian Desa dan Kemdikbud sedang merancang mahasiswa untuk membangun desa dalam kampus merdeka desa. Mahasiswa membangun desa ini akan diintegrasikan dengan kegiatan KKN. Hal ini bertujuan agar dari pengalaman-pengalaman tersebut mahasiswa dapat terlatih dengan baik melalui pembekalan, bimbingan dosen, dan interaksi dengan pembimbing lapangan. Dalam praktiknya, mahasiswa akan melaksanakan program dan melaporkan kegiatan yang dilakukannya kepada dosen sebagai tugas dan karya tulis seputar cara membangun desa.
Semoga MBKM di Prodi PMI dapat menciptakan mahasiswa PMI sebagai lulusan yang kompetitif, mampu membaca dan menganalisis kondisi sosial ditopang dengan program magang maupun pertukaran pelajar. (Ayu)